Buat masa ini, dah tiga kali aku menjejakkan kaki semula ke Kmb sebagai x-student. Tak pernah terfikir nak datang, tapi terpaksa. Last-last minute keluar option untuk jenguk penerus-penerus tarbiyyah di sana.
Kali terakhir, ketika sudah seminggu pelajar junior masuk mendaftar. Ex-murabbiku berikan dua misi yang perlu dipenuhi. Alhamdulillah, misi berjaya, walaupun wujud satu dua kesilapan tidak disengajakan.
Sempat berkongsi sebuah kisah bersama mereka. Kisah yang meruntun hati sahabat-sahabat Ansar. Juga beberapa orang ikhwah di Kmb. Kukira, mereka cukup kuat menghayati perkongsian yang diberi, lantaran hati si pemberi kongsi bukanlah sesuci yang diperlukan.
Pidato ini dilakukan setelah muncul “ketidakpuasan” kaum Anshar atas harta rampasan perang: “Hai orang-orang Anshar,” sapa Rasulullah saw.“Ucapan-ucapan kalian telah sampai kepadaku. Kalian telah menemukan hal yang baru dalam diri kalian karena aku. Bukankah aku telah mendatangi kalian yang—saat itu—dalam keadaan tersesat, lalu Allah memberi kalian hidayah; dalam keadaan kekurangan, lalu Allah menjadikan kalian kaya; dalam keadaan saling bermusuhan , lalu Allah mempersatukan hati kalian.”“Benar, Allah dan RasulNya lebih memberi keamanan dan itu lebih utama,” jawab mereka serempak.“Mengapa kalian tidak menjawab perkataanku, hai orang-orang Anshar?!” tanya Rasul kemudian.“Dengan apa kami harus menjawabmu, wahai Rasulullah?” kata mereka. “Hanya milik Allah dan RasulNya segala anugerah dan keutamaan,” tambah mereka.Rasulullah kemudian melanjutkan sabdanya, “Demi Allah, seandainya kalian menghendaki, pasti kalian akan mengatakan, membenarkan, dan membenarkan! Engkau datang kepada kami dalam keadaan dibohongi, lalu kami membenarkanmu; dalam keadaan terlunta-lunta lalu kami menolongmu; dalam keadaan terbuang lalu kami memberi perlindungan kepadamu; dan dalam keadaan kekurangan lalu kami memberi kecukupan kepadamu. Hai kaum Anshar, apakah kalian menemukan dalam diri kalian kecenderungan pada dunia, yang aku harus menyatukan kalian dengannya menjadi suatu kaum agar selamat, dan aku menyerahkan kalian kepada Islam.”“Hai kaum Anshar, apakah kalian tidak ridha terhadap orang-orang yang pergi dengan kambing-kambing dan unta, sementara kalian kembali dengan tunggangan kalian bersama Rasulullah? Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya, seandainya tidak ada hijrah, pasti aku menjadi salah seorang di antara kaum Anshar. Seandainya orang-orang berjalan ke suatu bukit dan orang-orang Anshar ke bukit yang lain, pasti aku berjalan di bukit kaum Anshar. Ya Allah, berilah rahmat kepada kaum Anshar, anak-cucu kaum Anshar, anak-cucu dari kaum Anshar…” belum selesai pidato Rasul ini, kaum Anshar menangis dengan tangis yang keras, dan menyayat hati hingga air mata mereka membasaha janggut-janggut mereka.“Kami lebih ridha dengan Rasulullah sebagai bagian (kami),” jawab mereka dengan air mata yang masih membasah.
Edit daripada: Gaulislam.com
Terima kasih kepada semua.
Semoga Kmb terus dihidupkan oleh Tarbiyyah
Kata Fazli: Itu memerlukan hujan yang berterusan
No comments:
Post a Comment